Persaingan antar pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta dalam pilkada 2024, berjalan ketat. Hari-hari ini perhatian warga tertuju pada pesatnya popularitas pasangan nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, yang melaju di atas kandidat lain. Sebelum masa kampanye, popularitas pasangan ini tertinggal, namun kini mereka berbalik unggul.
Beberapa lembaga survei menyatakan belum ada pasangan yang popularitas dan elektabilitasnya melebihi 50 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa ada kemungkinan pilkada Jakarta bakal berlangsung dua putaran. Namun bisa selesai satu putaran tentu akan lebih baik karena energi dan waktu lebih hemat.
“Untuk memenangkan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Pramono Anung dan Rano Karno, tim relawan Kawan 98 dan Jaga Suara telah membangun Posko Anti-Politik Uang di sejumlah lokasi di Jakarta” ujar Koordinator Kawan 98 dan Jaga Suara, Kelik Ismunanto, Sabtu (9/11).
Kelik belum memastikan berapa banyak posko yang dibangun kelompoknya. Menurut dia, awalnya mereka menyiapkan lokasi posko di sejumlah titik, namun kemudian muncul permintaan dari warga. Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi terlebih dulu dengan kelompok-kelompok relawan lain yang memiliki rencana sama.
“Dalam kondisi sekarang banyak yang harus kita waspadai agar pilkada berjalan baik dan warga Jakarta mendapat pemimpin terbaik,” ujar Kelik.
Relawan Jaga Suara dan Kawan 98 terus melakukan monitoring persaingan ketiga pasangan di seluruh wilayah Jakarta dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat. Mulai dari komunitas pecinta bola, komunitas pengemudi ojol, dan komunitas-komunitas lain. Sejak awal warga di berbagai wilayah telah melaporkan kecurigaan mereka akan tanda tanda praktik kecurangan.
“Mula-mula hanya sedikit saja informasi itu, namun belakangan kok makin santer,” imbuh dia.
Di tengah persaingan ketat karena dua pasangan tingkat popularitasnya berselisih sedikit, warga diharapkannya waspada akan segala bentuk kecurangan dan intimidasi. Untuk itulah para relawan akan dibekali tips trik menjaga suara pemilih.
Dengan demikian, diharapkan pilkada kali ini akan melahirkan pemimpin yang jujur, berintegritas dan berkomitmen kuat untuk memajukan Jakarta.
Mereka berharap pilkada benar-benar menjadi alat rakyat, bukan alat elit demi menguntungkan pihak-pihak tertentu. (*)