Pengujung 2021, Gabriel Boric, seorang politisi milenial berlatar belakang aktivis mahasiswa, berhasil memenangkan pemilu presiden di Chile.
Yang menarik, selain dukungan dari mesin politik bernama Apruebo Dignidad―sebuah koalisi politik yang memayungi partai-partai kiri dan hijau―ternyata ada andil dari fans K-Pop dalam memenangkan Gabriel Boric. Mereka sangat aktif menggalang dukungan dari gen milenial dan Z.
Pada pemilu Chile putaran pertama, Gabriel Boric berada di urutan kedua dengan 28,5 persen suara. Sementara urutan pertama direbut José Antonio Kast.
Kast adalah seorang pengagum mantan diktator Chile, Augusto Pinochet. Dia mewakili spektrum politik yang sangat kanan (far-right), konservatif, neoliberal, anti-imigran, anti-LGBT, dan patriotik fasistik.
Karena tidak ada kandidat yang meraih 50+1 persen, maka pemilu dilanjutkan ke putaran kedua.
Nah, di babak ini fans K-Pop punya kontribusi besar menggalang pemilih muda untuk memilih Boric demi mencegah berkuasanya capres yang sangat kanan.
Anak-anak muda penggemar K-Pop, yang kerap dicap anti-politik dan tidak peduli dengan isu sosial, mulai bergerak untuk Boric.
Mereka membuat akun bernama KpopersporBoric. Mereka juga membuat Fan Cheering Kit, yang bisa diunduh dan digunakan secara massal.
Anak-anak muda kreatif segera berhimpun, mendiskusikan isu, membahas isian konten, dan mulai membanjiri media sosial dengan kampanye untuk Gabriel Boric.
Mereka mendominasi tiga media sosial paling populer di Chile: Instagram, Twitter, serta TikTok. Mereka membanjiri media sosial itu dengan beragam konten: meme, reels, infografis, video pendek, dan lain-lain.
Salah satu konten mereka yang viral adalah video kampanye Boric menggunakan lagu BTS, Butter. Bahkan Boric turut memposting video itu di akun Twitternya.
Tak hanya itu, fandom-fandom K-Pop bergerak secara spontan memproduksi beragam konten, melakukan live streaming, bahkan sampai membuat podcast.
Yang tak kalah menarik, fans K-Pop menjadi garda depan dalam melawan berita bohong, hoaks, dan ujaran rasis yang digelindingkan pendukung dan buzzer sayap kanan.
Ketika dukungan untuk Boric meningkat, sayap kanan mau menirunya. Antonio Kast juga membalut kampanyenya dengan lagu-lagu K-Pop. Namun, alih-alih mendapat dukungan, kontennya justru menuai cercaan karena tidak alami.
Boric sendiri memang fans K-Pop. Dia penggemar berat girl group, Twice. Fotonya memegang dua buah photocard Jeongyeon, disertai finger heart, pernah viral di media sosial.
Selain penggemar K-Pop, Boric juga Swiftie, fandom penyanyi Taylor Swift. Videonya pernah viral ketika ia berfoto dengan anak remaja. Dalam video itu, ia mengaku Swiftie dan langsung mengeluarkan foto Taylor Swift dari saku jasnya.
Di Chile, partisipasi fans K-Pop dalam isu-isu politik dan sosial tidaklah baru. Selain mengkritisi rezim neoliberal di media sosial, mereka juga kerap hadir di tengah-tengah aksi protes.
Pada 2019, saat protes menentang rezim neoliberal memobilisasi jutaan orang, fans K-Pop juga ikut terlibat. Menteri Dalam Negeri Chile kala itu menuding pengaruh asing, terutama K-Pop, sebagai dalang dari aksi protes itu.
Mereka umumnya beraksi di media sosial, setelah Carabineros (nama institusi kepolisian Chile) melakukan represi brutal terhadap demonstran. Fans K-Pop sangat keras memprotes pelanggaran HAM, pemblokiran media massa, dan mobilisasi pendengung berbayar (buzzer) untuk menenggelamkan suara-suara kritis di media sosial.
Di Chile, negeri berjuluk “Tanahnya Para Penyair”, fans K-Pop telah menjadi sekutu penting bagi kaum progresif.