Kisah Kekuatan Kolektif Warga Kampung Marlina

Kampung Marlina bukan hanya sebuah cerita tentang tantangan, tetapi juga keberanian, harapan, dan semangat warga untuk bertahan secara kolektif dan menata kampungnya.

Kampung Marlina merupakan sebuah sebutan untuk permukiman di pesisir Jakarta, tepatnya di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara. Masyarakat Kampung Marlina telah menghadapi ancaman besar yang berlangsung selama bertahun-tahun, yaitu penurunan permukaan tanah. Masalah ini bukan sekadar persoalan teknis yang hanya memberikan dampak pada infrastruktur, melainkan juga krisis eksistensial yang mengancam keberlangsungan hidup masyarakat di dalamnya.

Permukaan tanah di Jakarta mengalami penurunan tanah 12–18 cm per tahun dan diikuti oleh peningkatan permukaan air laut 5–6 cm akibat terjadi pemanasan global (Bott et al, 2021). Hal tersebut menyebabkan rumah-rumah warga mengalami penurunan secara perlahan setiap tahunnya. Akibatnya, permukaan rumah pun menjadi lebih rendah dari jalanan. Masyarakat juga menghadapi ancaman banjir setiap tahun, khususnya saat musim hujan sedang berlangsung.

Anak-anak di Kampung Marina bermain-main. Kredit: 12 Desember 2018 hingga 5 Januari 2019

Bagi warga Kampung Marlina, rumah bukan sekadar bangunan fisik, melainkan sebuah ruang untuk membangun kehidupan dan mimpi-mimpinya. Namun, ancaman atas terus turunnya permukaan tanah yang terjadi perlahan tapi pasti ini membuat mereka terjebak dalam dilema: apakah harus bertahan dengan risiko kerusakan yang semakin parah atau meninggalkan tempat yang mereka sebut rumah selama belasan hingga puluhan tahun?

Dalam situasi tersebut, muncul sebuah komunitas, yakni Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) yang memberikan bantuan serta memberdayakan masyarakat untuk menghadapi tantangan tersebut bersama-sama.

JRMK merupakan sebuah komunitas yang bergerak di wilayah-wilayah miskin kota dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat. Metode yang digunakan JRMK dalam memberdayakan masyarakat ada tiga, yaitu pengorganisasian, advokasi, dan jaringan (Agrapana et al, 2022). Melalui ketiga metode tersebut, JRMK percaya bahwa solusi untuk menyelesaikan permasalahan di perkotaan dapat dilakukan apabila melibatkan masyarakat secara langsung dan memastikan bahwa mereka memiliki kendali atas keputusan yang mempengaruhi hidup mereka. Dalam konteks permasalahan di Kampung Marlina, JRMK hadir sebagai fasilitator yang membantu warga untuk memahami masalah dan menemukan solusinya. Salah satu inisiatif terbesar JRMK adalah proyek renovasi rumah warga yang mengalami penurunan permukaan tanah.

Pesan dalam bentuk tulisan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dalam acara pameran “Ini Kampung” di Kampung MH Thamrin, di Jakarta, 12 Desember 2018 – 5 Januari 2019. Kredit: Rujak Center for Urban Studies (RCUS

Proyek ini tentu saja bukan suatu hal yang mudah, baik bagi JRMK maupun warga Kampung Muara. Saya berkesempatan mewawancarai salah satu warga Kampung Marlina yang juga aktif membantu dan mengoordinir warga Kampung Marlina, yaitu Ibu Eni. Dalam wawancara tersebut, Ibu Eni bercerita bahwa warga Kampung Marlina berhasil mendapat bantuan untuk melakukan renovasi peninggian rumah melalui bantuan JRMK dan bantuan dana dari sebuah organisasi yang berasal dari Thailand. Dana tersebut dialirkan melalui JRMK kepada koperasi-koperasi warga di wilayah Muara Baru, salah satunya Kampung Marlina. Setiap gang di kawasan Muara Baru mendapat dana dengan besaran yang cukup untuk merenovasi 10 rumah. Saat ini, di Kampung Marlina, terdapat empat rumah yang berhasil diselesaikan. Meskipun jumlah ini masih jauh dari kata sempurna, tapi bagi warga Kampung Marlina, ini adalah langkah awal yang sangat berarti.

Ibu Eni juga mengatakan bahwa dalam pelaksanaan proyek ini, warga Kampung Marlina tidak hanya menikmati hasil, tetapi juga ikut serta selama prosesnya.

Kisah perjuangan warga Kampung Marlina dan JRMK ini mengingatkan saya pada sebuah teori tentang politik perkotaan oleh Alan Harding dalam Davies (2009). Teori tersebut adalah Community Power yang menekankan pada pentingnya peran komunitas dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi lingkungan perkotaan. Menurutnya, kekuatan komunitas tidak hanya berasal dari individu, melainkan dari kemampuan kelompok untuk bersatu dan membentuk koalisi yang memungkinkan mereka untuk lebih efektif dalam mempengaruhi keputusan terkait pembangunan dan tata kelola kota.

JRMK bertindak sebagai katalis yang menghubungkan warga dengan sumber daya yang mereka butuhkan, baik itu dalam bentuk pendanaan, keahlian teknis, sampai dukungan moral. Kekuatan sejati dari proyek ini adalah kolaborasi antara warga Kampung Marlina dengan JRMK. Bermodalkan rasa saling percaya dan bekerja sama, mereka mampu menghadapi tantangan besar yang mungkin sulit diatasi jika dijalankan oleh satu pihak saja.

Proses renovasi rumah yang dilakukan bukanlah hal sederhana. Banyak warga yang harus pindah untuk mencari tempat tinggal sementara. Selain itu, warga juga perlu membayar uang muka sebagai syarat menerima bantuan merenovasi agar permukaan rumah bisa lebih tinggi dari jalan. Karena itu, saat ini baru empat rumah yang sudah berhasil direnovasi. Warga Kampung Marlina lainnya memilih untuk tidak merenovasi atau menunda melakukan renovasi dengan berbagai alasan, salah satunya karena ada syarat untuk membayar uang muka tersebut.

Peserta dari Koalisi Perumahan Gotong Royong mengunjungi Kampung Marlina, 2022. Kredit: Rujak Center for Urban Studies (RCUS

Terlepas dari hal itu, proyek ini membawa dampak positif signifikan kepada masyarakat yang rumahnya berhasil direnovasi, salah satunya Ibu Eni. JRMK mengikutsertakan warga Kampung Marlina dalam pembahasan mengenai desain rumah, sehingga desain bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing warga. Namun, yang pasti tiap rumah yang direnovasi mencakup peninggian permukaan rumah, akses sanitasi, dan akses keluar masuk udara.

Hasil renovasi tersebut benar-benar berdampak bagi pemilik rumah. Contoh dari dampak tersebut dirasakan betul Ibu Eni ketika rumahnya mengalami musibah kebakaran beberapa hari sebelum saya dan teman-teman mengunjunginya. Berkat renovasi akses keluar masuk udara, rumah Ibu Eni masih bisa terselamatkan dan apinya tidak menyebar ke rumah lainnya.

Jadi program ini sebenarnya benar-benar perlu dilakukan pada tiap rumah di kawasan Muara Baru, salah satunya Kampung Marlina. Namun, kisah ini bukan hanya tentang tantangan dan solusi, melainkan juga harapan. Di tengah situasi penuh tekanan akibat permukaan rumah yang terus menurun dan persoalan lainnya, warga Kampung Marlina menunjukkan bahwa mereka tidak menyerah begitu saja. Dengan bantuan JRMK, mereka telah membuktikan bahwa kekuatan komunitas menjadi salah satu senjata terbaik untuk menghadapi tantangan besar. Dalam setiap pergerakan, warga Kampung Marlina menunjukkan bahwa ketika individu dalam komunitas bekerja sama, mereka dapat menciptakan perubahan nyata, bahkan dalam situasi yang tampaknya mustahil.

Kisah Kampung Marlina juga memberikan inspirasi bagi masyarakat di kawasan lainnya yang sekiranya merasakan situasi dan kondisi yang sama. Masalah-masalah yang dirasakan oleh warga Kampung Marlina sangat beragam sehingga solusi yang dibutuhkan bukan hanya secara teknis, melainkan perlu melibatkan semua pihak. Masyarakat, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak ini adalah kunci untuk memastikan bahwa proyek-proyek seperti renovasi rumah di Kampung Marlina dapat dilanjutkan dan diperluas.

Namun, perjuangan tidak hanya berakhir sampai situ saja. Rumah di Kampung Marlina yang berhasil direnovasi baru ada empat. Tantangan baru akan sangat mungkin muncul di masa depan. Selain itu, penurunan tanah merupakan masalah yang tidak akan hilang dalam waktu dekat. Hal ini merupakan tantangan jangka panjang yang membutuhkan perhatian dan komitmen berkelanjutan dari semua pihak yang terlibat. Namun, dengan kolaborasi yang telah ditunjukkan oleh warga Kampung Marlina dan komunitas seperti JRMK, terdapat harapan besar bahwa komunitas ini mampu bertahan dan terus menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Kisah mengenai kekompakan warga Kampung Marlina merupakan sebuah bukti bahwa kekuatan komunitas dapat menjadi dasar dari sebuah perubahan, bahkan dalam situasi yang paling sulit.

Hal ini dapat menjadi sebuah pengingat bagi semua, ketika kita bersatu dan bekerja sama, sebesar apa pun masalah akan lebih mudah untuk dilewati. Ini sesuai dengan apa yang disampaikan Harding dalam Davies (2009) yang menekankan pentingnya kekuatan kelompok dalam pengambilan keputusan terkait dengan pembangunan dan tata kelola perkotaan. Kampung Marlina bukan hanya sebuah cerita tentang tantangan, tetapi juga keberanian, harapan, dan semangat manusia untuk bertahan.


Kredit foto ilustrasi: Kompas.id

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prev
Mengenal Utang Najis: Konsep dan Implikasinya

Mengenal Utang Najis: Konsep dan Implikasinya

Hampir tidak ada negara di dunia ini yang terbebas dari utang

Next
Terima Kasih, Shin Tae-yong

Terima Kasih, Shin Tae-yong

Kabar pahit itu, yang sebelumnya masih terdengar samar-samar, akhirnya datang

You May Also Like
Total
0
Share