Sepatu yang dipakai para aktivis bukan sekadar soal gaya, tetapi juga terkait fungsi dan simbolisme. Bagi seorang aktivis, sepatu adalah “alat tempur” sehari-hari yang menemani dalam berbagai aksi, jalan panjang, hingga sesi diskusi maraton nan bernas.
Dari masa ke masa, pilihan sepatu aktivis berubah seiring dengan kebutuhan dan tren yang berkembang, mulai dari boots tahan banting yang ikonik, hingga sneakers yang memberi kenyamanan maksimal. Yang pasti, setiap model sepatu punya cerita dan filosofi tersendiri dalam dunia aktivisme.
Era 60-an dan 70-an yang dikenal dengan citra aktivis kuat dan tangguh, tak jarang mereka memilih model boots yang kokoh sebagai pilihan utama. Combat boots, misalnya, banyak dipakai para aktivis perdamaian dan hak sipil yang siap menghadapi situasi tak terduga. Boots memberikan perlindungan yang dibutuhkan saat harus turun ke jalan dan menghadapi berbagai kondisi cuaca. Dengan model tebal dan kuat, boots juga memberikan kesan gagah dan berani, sejalan dengan karakteristik aktivis masa itu yang lantang menyuarakan perubahan sosial.
Memasuki era 80-an dan 90-an, sneakers mulai populer di kalangan aktivis. Alasannya sederhana: sneakers ringan, fleksibel, dan cocok untuk aktivitas jangka panjang, mulai dari aksi protes hingga kegiatan sosial yang intensif. Converse, contohnya, menjadi pilihan banyak aktivis, dari mereka yang bergerak di bidang seni hingga lingkungan.
Sepatu ini menjadi simbol kebebasan berekspresi dan dekat dengan budaya pop saat itu. Sneakers, dengan kenyamanan dan desain yang kasual, seolah mengatakan bahwa perjuangan tidak harus selalu serius dan formal, tapi bisa diakses semua orang.
Pada awal 2000-an, tren sepatu bergeser ke arah yang lebih ramah lingkungan seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak industri fashion terhadap isu lingkungan. Aktivis lingkungan mulai memilih sepatu dari bahan daur ulang atau merek yang memiliki komitmen untuk menjaga keberlanjutan.
Di sinilah Vans dan Nike mulai masuk sebagai pilihan, terutama untuk mereka yang bergerak di komunitas yang sadar lingkungan. Munculnya merek-merek ini di kalangan aktivis menggabungkan dua hal: fungsi yang baik dan nilai sesuai misi yang mereka perjuangkan.
Saat ini, sepatu boots dan sneakers masih mendominasi pilihan para aktivis. Tapi kini juga ada tren sepatu hiking yang semakin diminati. Banyak aktivis, terutama mereka yang bergerak di bidang sosial dan lingkungan, menggunakan sepatu hiking karena daya tahannya yang tinggi dan desain yang mendukung aktivitas outdoor.
Sepatu hiking yang ringan namun kokoh ini menjadi simbol ketangguhan dalam menghadapi medan sulit, sekaligus mencerminkan kesiapan untuk terus bergerak demi perubahan.
Sepatu yang dikenakan para aktivis dari masa ke masa selalu membawa pesan yang dalam. Sepatu mereka adalah saksi bisu perjalanan panjang menuju perubahan, yang tidak selalu mudah atau nyaman. Dalam derap langkah mereka, baik melalui boots yang kokoh atau sneakers yang ringan, para aktivis membawa semangat zaman dan visi yang jelas.
Model sepatu mungkin akan terus berganti, namun semangat untuk melangkah maju dan meraih keadilan akan selalu terpatri dalam setiap pilihan alas kaki yang mereka kenakan.