Semangat Warung Madura Menjalar Hingga Lapangan Bola

Madura United, klub sepak bola asal Madura, Jawa Timur, melansir jersey ciamik pada laga Championship Series Liga 1 musim lalu. Bertuliskan Warung Madura, jersey itu terlihat mencorong dibanding milik klub-klub lain yang turut berlaga di ajang bergengsi tersebut.

Jika klub lain tampak memajang logo-logo sponsor dari perusahaan kakap, manajemen klub berjuluk Laskar Sape Kerrab itu memilih menyematkan brand Warung Madura pada jersey para pemainnya.

Ada dua model kaus yang diluncurkan Madura United. Pertama, bercorak khas warna Madura, garis merah putih, yang desain garisnya sengaja ditampilkan menanjak dari kiri ke kanan. Filosofinya, ini merupakan cerminan semangat untuk terus menorehkan prestasi terbaik.

Dan, satunya lagi dihadirkan dalam nuansa hitam dengan tulisan berwarna keemasan. Tak lupa, tagline yang terasa menyengat turut disematkan di sana: Rezeki Semut Tidak Akan Tertukar.

Jersey ini memang didedikasikan sebagai bentuk penghormatan kepada para pemilik dan pengelola Warung Madura yang selama ini dikenal gigih dan ulet. Di tangan merekalah, warung-warung itu sanggup bertahan menghadapi gempuran retail modern yang agresif dan kian menjamur.

“Jersey ini sebagai penghargaan dan respek terhadap Warung Madura, yang bertarung mencari rezeki halal melawan gajah penguasa retail modern, serta bersaing sehat dan terhormat,” sebut manajemen Madura United.

Ya, meski kecil, mereka sama sekali tak ciut nyali diimpit retail-retail modern―yang masuk dalam kategori perusahaan gajah. Bersaing secara terhormat, mereka hakul yakin rezeki semut tak bakal tertukar.

Boleh jadi lantaran tersengat api semangat yang dinyalakan warung-warung Madura di sekujur negeri, klub sepak bola kebanggaan masyarakat Pulau Garam itu terlihat terlecut kencang di lapangan. Mengusung keberanian, keteguhan dan semangat pantang menyerah, Madura United mampu menjadi juara kedua Liga 1 musim 2023/2024.

Tak cuma mengerek pamor Warung Madura. Semangat klub untuk mengangkat potensi lokal juga terlihat kental pada jersey bertuliskan Garam Madura, yang mereka pakai pada laga Piala Presiden 2024.

Menurut manajemen Madura United, hal ini sekaligus menjadi penegas sikap atas kepedulian mereka terhadap garam yang selama ini dikenal sebagai sumber daya alam Pulau Madura. Terlebih, banyak masyarakat Madura yang menggantungkan nafkah hidupnya dari garam yang potensinya sangat berlimpah ruah.

“Banyak rakyat Madura yang menggantungkan hidupnya dari garam, baik produksi maupun turunannya,” terang manajemen Madura United.

Bagi sebuah klub bola, sokongan manajemen yang solid tentu tak cukup. Gelora juang pemain juga perlu dipompa oleh para suporter yang selalu hadir menyemangati saat mereka merumput.

Di dalam lapangan, suporter Madura United memang militan. Mereka selalu bersahut-sahutan memekikkan slogan settong dhere, teretan dhibik.

Itu artinya, salam satu darah, saudara sendiri.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prev
Sitor Situmorang, Sang Panglima Kabudayaan Marhaen

Sitor Situmorang, Sang Panglima Kabudayaan Marhaen

Pada 1947, seorang anak muda yang bekerja di harian Waspada di kota Medan

Next
Amir Sjarifoeddin, Tokoh Kongres Pemuda II yang Dilupakan

Amir Sjarifoeddin, Tokoh Kongres Pemuda II yang Dilupakan

Amir Sjarifoeddin, tokoh yang perjuangannya dikubur dalam lubang

You May Also Like
Total
0
Share