Merdika.Id

Menyajikan analisis dan liputan mendalam terhadap berbagai isu sosial, politik, ekonomi, budaya, maupun internasional. Kami menggunakan sudut pandang yang kritis, jernih, dan berbasis data.

Ingin ikut berkontribusi memperkaya gagasan-gagasan kami, silahkan kirim artikel ke:

Redaksi Merdika.Id

Blueprint

A perfect balance of exhilarating flexiblity and the effortless simplicity of the Code Supply Co. WordPress themes.

The ultimate publishing experience is here.

5 Milenial yang Mengubah Wajah Politik Dunia

Sanna Marin (Finlandia) dan Jacinda Ardern (Selandia Baru). Kredit foto: Mamamia

Memasuki abad 21, kereta politik seakan berjalan tertatih-tatih. Mereka yang menjadi masinis adalah politisi-politisi tua dengan cara pandang lama, cara kerja lama, dan budaya lama. Mereka melihat abad ke-21 dengan kacamata abad ke-20.

Hingga, pada dekade kedua abad ke-21, anak-anak muda terjun ke gelanggang politik. Mereka mencoba mengambil alih kemudi kereta politik dari masinis tua. Mereka berhasil menampilkan wajah politik yang baru.

Inilah 5 politisi milenial yang berhasil mengubah wajah politik dunia.

Alexandria Ocasio Cortex

Lahir dari keluarga kelas pekerja keturunan Puerto-Riko, dan sempat bekerja sebagai bartender untuk menopang ekonomi keluarga, AOC berpolitik dari bawah.

Anak muda yang menggandrungi sains ini pernah terlibat dalam gerakan literasi untuk anak-anak kaum miskin di komunitasnya di Bronx. Pada 2016, ia menjadi organiser untuk kampanye capres progresif dari Demokrat, Bernie Sanders. Dia juga menjadi anggota dari organisasi kiri, Demokrat Sosialis Amerika (DSA).

Pada 2016, ia terjun ke politik. Dia mencalonkan diri sebagai anggota DPR. Meskipun tak didukung oleh modal yang besar, kampanye AOC cukup berdampak. Dia memadukan kampanye kreatif dan kampanye digital.

Dia terpilih sebagai anggota DPR pada 2018 dan termuda di periode itu (29 tahun). AOC sangat progresif dan radikal. Ia adalah pengusung gagasan besar: Green New Deal.

Jacinda Ardern

Jacinda Ardern adalah politisi berlatar belakang aktivis. Di masa mudanya, ia jadi Ketua Serikat Pemuda Sosialis Internasional atau International Union of Socialist Youth (IUSY). Organisasi ini memayungi 136 organisasi pemuda berhaluan sosialis dari 100 negara.

Tahun 2008, Jacinda terpilih sebagai anggota parlemen. Posisi ini didudukinya hingga Agustus lalu. Awal Agustus 2017, posisi kepemimpinan Partai Buruh goyah. Pimpinan partai, Andrew Little, mengundurkan diri dari posisi ketua partai sekaligus pemimpin oposisi.

Tampuk kekuasaan Partai Buruh beralih ke Jacinda. Dia menjadi ketua partai sekaligus pemimpin oposisi. Yang menarik, Jacinda memimpin partai hanya beberapa minggu menjelang pemilihan umum.

Dengan tagline “Jacindamania”, disertai model kampanye yang kreatif dan kekinian, serta program-program politik yang mengena langsung pada kebutuhan paling mendesak warga Selandia Baru, Jacinda berhasil memenangi pemilu pada 2017.

Jacinda Ardern menjadi perdana menteri termuda dalam sejarah Selandia Baru. Saat pandemi Covid-19 mengepung dunia, Jacinda masuk sebagai pemimpin politik paling sukses menangani darurat pandemi.

Sanna Marin

Sanna Marin lahir dari keluarga kelas pekerja. Saat kuliah, dia bergabung dengan Pemuda Sosial Demokratik (Demarinuoret), sayap pemuda Partai Sosial Demokrat (SDP) Finlandia.

Pada 2008, saat usianya baru 23 tahun, dia maju sebagai calon Dewan Kota di Temepere dari SDP. Sayang, ia gagal. Pada pemilu 2012, ia maju lagi dan berhasil. Sejak itu jalan politiknya cemerlang.

Pada 2014, karier politiknya melompat tinggi. Ia menjadi Wakil Ketua SPD. Dan setahun kemudian, dia sudah menjadi anggota parlemen. Tahun 2019, ketika SDP berkuasa, Sanna Marin terpilih sebagai Menteri Transportasi dan Komunikasi.

Pada 2019, Sanna Marin sudah menjadi pemimpin SDP. Dan di tahun itu juga, SDP ikut pemilu dan berhasil membentuk pemerintahan. Sanna Marin menjadi perdana menteri.

Dia menjadi perdana menteri termuda dalam sejarah Finlandia dan dunia: 34 tahun.

Gabriel Boric

Gabriel Boric lahir dari gerakan mahasiswa. Namanya menjulang bersama Camila Vallejo saat memimpin aksi protes mahasiswa dan pelajar Chile pada 2011-2012.

Semasa mahasiswa, dia menjadi anggota partai kiri. Namanya: Izquierda Autónoma (IA), sebuah organisasi politik kiri yang berusaha memadukan marxisme, libertarian, dan otonomisme. Sebagai aktivis, Boric sangat dipengaruhi oleh pemikir Italia, Antonio Gramsci.

Pada 2013, dia maju sebagai caleg DPR dari jalur independen dan berhasil. Di DPR, Boric terus memperjuangkan isu-isu yang dulu ia perjuangkan di jalan-jalan, terutama pendidikan gratis dan konstitusi baru.

Pada 2017, bersama kawan-kawannya sesama mantan aktivis mahasiswa, Boric mendirikan partai baru bernama Frente Amplio. Partai ini terinspirasi dari Frente Amplio di Uruguay dan Podemos di Spanyol.

Pada pemilu 2021, koalisi Frente Amplio dan partai komunis beserta kelompok kiri lainnya, mengusung Boric sebagai calon presiden. Selain menjanjikan konstitusi baru, kampanye Boric juga bicara pajak yang lebih tinggi bagi si kaya untuk mengurangi ketimpangan ekonomi, anggaran sosial lebih besar untuk menjamin hak dasar warga negara, ekonomi yang lebih hijau, dan perlindungan hak-hak masyarakat adat.

Dalam pemilu sengit yang berlangsung dua putaran, Boric berhasil tampil sebagai pemenang. Dia mengalahkan Antonio Kast, seorang politisi kaya, tua, dan konservatif.

Dia menjadi Presiden Chile saat usianya baru 35 tahun.

Nayib Bukele

Nayib Bukele, yang lahir pada 1981, punya darah Palestina. Seperti bapaknya, Bukele sibuk berbisnis.

Pada 2011, Bukele memutuskan meninggalkan zona nyaman dan terjun ke politik. Dia bergabung dengan partai kiri: Front Pembebasan Nasional Farabundo Marti (FMLN). Setahun kemudian, dia maju sebagai calon Walikota Nuevo Cuscatlán dan berhasil.

Pada 2015, dia menjadi Walikota San Salvador. Tahun 2017, dia berkonflik dengan FMLN dan berujung pada pemecatan. Dia kemudian mendirikan partai baru: Nuevas Ideas (Ide Baru). Di luar dugaan, pada 2019, dia menang pilpres di usia 38 tahun. Ia mengalahkan dua partai terkuat dan tertua di El Salvador: ARENA (kanan) dan FMLN (kiri).

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prev
Nasib Makam Haji Misbach di Manokwari

Nasib Makam Haji Misbach di Manokwari

Di pemakaman kuno Fanindi, yang terletak di pusat kota Manokwari, Papua Barat,

Next
Zubir Said, Orang Minang Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura

Zubir Said, Orang Minang Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura

Lagu kebangsaan negara Singapura, Majulah Singapura, ternyata diciptakan oleh

You May Also Like
Total
0
Share