Muasal Kepalan Tangan Jadi Simbol Perlawanan

Kalau kamu pernah melihat seseorang mengangkat tangan dengan kepalan kuat, itu bukan sekadar gaya-gayaan doang. Simbol ini punya sejarah panjang sebagai simbol perlawanan, keberanian, dan solidaritas.

Dari revolusi hingga gerakan sosial, selama berabad-abad, dari berbagai perjuangan melawan ketidakadilan di muka bumi ini, kepalan tangan yang terangkat selalu menjadi pesan kuat bahwa kita enggak akan tinggal diam menghadapi ketidakadilan.

Tapi, dari mana sebenarnya simbol ini berasal? Yuk, kita telusuri sejarahnya.

Dari poster buruh hingga perlawanan terhadap fasisme

Salah satu awal kemunculan simbol kepalan tangan terjadi pada tahun 1848 di Prancis. Saat itu, rakyat bangkit melawan pemerintahan Raja Louis-Philippe. Seorang seniman bernama Honoré Daumier menggambarkan semangat perjuangan dalam lukisan berjudul The Uprising, yang menampilkan seorang pria dengan lengan tergulung dan kepalan tangan terangkat. Ini adalah gambaran sempurna dari tekad rakyat untuk melawan ketidakadilan.

Lukisan berjudul “The Uprising” (L’emeute), karya Honoré Daumier, saat revolusi 1848. Kredit: www.phillipscollection.org

Pada 1910-an, gerakan buruh, serikat pekerja, dan kaum anarkis mulai menggunakannya. William “Big Bill” Haywood, salah satu pendiri Industrial Workers of the World (IWW), asosiasi pekerja internasional pertama, pernah mengibaratkan kepalan tangan sebagai kekuatan rakyat saat berpidato dalam mogok kerja buruh sutra di Paterson pada 1913.

“Setiap jari kalau sendiri-sendiri enggak punya tenaga. Tapi, kalau ia bersatu dan mengepal seperti ini, ini akan jadi kekuatan. Inilah IWW,” katanya.

Jurnalis sekaligus aktivis sosialis Amerika Serikat (AS), John Reed, mengaku mendengar metafora serupa dari seorang peserta mogok tersebut. Sementara itu, ilustrasi kepalan tangan yang muncul dari kerumunan buruh mogok digunakan untuk mengkampanyekan pemogokan massal di Budapest pada 1912. Di AS, majalah Mother Earth menggambarkan kepalan tangan sebagai simbol revolusi sosial pada 1914.

Gambar “massa dan kepalan tangan”, karya Ralph Carlin, dipergunakan oleh buruh yang tergabung dalam IWW. Kredit: glossary.mg

Simbol ini kemudian diadopsi oleh gerakan sosialis, komunis dan anti-fasis. Tahun 1917, kepalan tangan muncul dalam poster revolusioner di Rusia, dan digunakan oleh kaum Bolshevik sebagai simbol kekuatan rakyat melawan sistem yang menindas. Kemudian, di tahun 1924, Partai Komunis Jerman (KPD) mengadopsi simbol ini sebagai salam revolusioner untuk menunjukkan solidaritas dan persatuan kelas pekerja.

Saat perang saudara Spanyol (1936–1939), kepalan tangan menjadi salam khas bagi pasukan Republiken kiri yang melawan kaum nasionalis-fasis pimpinan Franco. Gerakan anti-fasis di seluruh dunia pun mulai menggunakan kepalan tangan sebagai lambang perjuangan melawan otoritarianisme.

Olimpiade 1968 dan gerakan hak sipil

Tahun 1960-an adalah masa yang penuh pergolakan di AS. Gerakan hak sipil yang dipimpin tokoh seperti Martin Luther King Jr. dan Malcolm X berjuang melawan diskriminasi rasial. Di tengah perjuangan ini, muncul gerakan Black Power, yang mengangkat kepalan tangan sebagai simbol kekuatan dan kebanggaan komunitas kulit hitam.

Momen paling ikonik terjadi di Olimpiade 1968 di Mexico City. Dua atlet Amerika, Tommie Smith dan John Carlos, berdiri di podium dengan kepalan tangan terangkat saat lagu kebangsaan diputar. Aksi ini adalah protes diam terhadap ketidakadilan rasial di AS. Meskipun mereka mendapat sanksi keras setelahnya, momen ini tetap dikenang sebagai salah satu simbol perlawanan paling kuat dalam sejarah olahraga.

Dua atlet AS, Tommie Smith dan John Carlos, mengangkat tangan terkepal saat lagu kebangsaan AS diperdengarkan saat penganugerahan medali Olimpade Meksiko, 1968. Kredit: Bettmann Archive/Getty Images file

Simbol Black Power dan perlawanan global

Gerakan Black Power di era 1960-1970-an menjadikan kepalan tangan sebagai ikon utama perjuangan melawan diskriminasi rasial. Black Panther Party, yang berjuang melawan kebrutalan polisi dan ketidakadilan sosial, menggunakan simbol ini dalam poster, demonstrasi, dan media mereka.

Tak hanya di AS, kepalan tangan juga menjadi lambang perjuangan di berbagai belahan dunia. Dari gerakan buruh di Amerika Latin, revolusi di Timur Tengah, hingga demonstrasi pro-demokrasi di Hong Kong, simbol ini terus digunakan sebagai tanda persatuan dan perlawanan terhadap kekuasaan yang menindas.

Anggota Black Panther, organisasi revolusioner yang memperjuangkan kesetaraan ras, demokrasi dan sosialisme, memperlihatkan salam “tangan terkepal” saat demonstrasi di luar gedung pengadilan di New York. Kredit: Getty Images

Kepalan tangan di era digital

Di era modern, simbol kepalan tangan tak hanya muncul di jalanan, tapi juga di media sosial. Pada 2020, saat gerakan Black Lives Matter mencapai puncaknya setelah kematian George Floyd, kepalan tangan hitam tersebar luas di internet sebagai bentuk solidaritas global. Emoji “✊” pun menjadi salah satu simbol paling sering digunakan dalam kampanye digital untuk keadilan sosial.

Bahkan, logo kampanye politik dan aktivisme kerap mengadopsi kepalan tangan sebagai elemen visual utama. Misalnya, gerakan protes di Belarus melawan rezim otoriter Alexander Lukashenko banyak menggunakan kepalan tangan sebagai simbol perjuangan mereka.

Lebih dari sekadar simbol

Jadi, kenapa kepalan tangan bisa begitu kuat maknanya? Ini karena simbol tersebut menggambarkan kekuatan kolektif, di mana banyak orang bersatu dalam satu perjuangan. Berbeda dengan tangan terbuka yang melambangkan perdamaian, tangan yang terkepal lebih menegaskan tekad dan perlawanan.

Selain itu, kepalan tangan juga mencerminkan solidaritas. Dalam banyak kasus, ini bukan hanya tentang individu, tetapi tentang komunitas yang berjuang bersama melawan ketidakadilan. Inilah sebabnya simbol ini begitu kuat dan bertahan hingga sekarang.

Dari perjuangan kelas pekerja hingga protes sosial modern, kepalan tangan tetap menjadi ikon perjuangan global. Setiap kali tangan terangkat dalam kepalan, itu bukan sekadar gestur kosong—itu adalah seruan bagi dunia bahwa ketidakadilan harus dilawan, dan perubahan harus diperjuangkan bersama!

Total
1
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prev
Ekosistem Pangan, BUMN dan Kedaulatan Pangan

Ekosistem Pangan, BUMN dan Kedaulatan Pangan

Kebijakan pangan pemerintahan Prabowo Subianto berfokus untuk mencapai

Next
Serangan Bom Jelang KAA 1955

Serangan Bom Jelang KAA 1955

Saat itu, sebagian negara Asia dan Afrika sudah merdeka

You May Also Like
Total
1
Share