Kisah Mirabal Bersaudara

Hari ini, 25 November, mari mengenang perempuan-perempuan pemberani dari Dominika. Perempuan-perempuan bersaudara itu populer dipanggil “Mirabal Bersaudara”.

Mirabal bersaudara, yakni Minerva, Maria, Patria, dan Adela (Dede), merupakan simbol perlawanan rakyat Dominika melawan rezim diktator Jenderal Rafael Trujilo.

Tiga bersaudara, Minerva, Maria dan Patria, sering dijuluki kupu-kupu atau Las Mariposas, bersama satu lagi saudara perempuan mereka yang masih hidup saat itu, Bélgica Adela atau Dedé, dikenal sebagai Mirabal Bersaudara.

Mereka merupakan anak-anak perempuan Enrique Mirabal Fernández dan Mercedes Reyes Camilo. Enrique merupakan pengusaha menengah di Kota Salcedo. Sejak awal, keluarga Mirabal menentang rezim Trujillo.

Rezim militer Trujillo

Trujillo mulai berkuasa di Dominika pada 1930 setelah melancarkan kudeta militer. Tak hanya korup, rezim Trujillo juga sangat represif.

Selama pemerintahannya, lebih dari 50 ribu orang disiksa dan dieksekusi. Dia juga bertanggung-jawab atas pembantaian massal orang-orang Haiti pada 1937, dikenang sebagai “Parsley massacre”.

Rezim Rafael Trujillo. Kredit foto: https://listindiario.com/

Dari empat bersaudara, Minerva yang paling menonjol. Saat berusia 12 tahun, dia sudah membaca puisi Pablo Neruda dan mengapresiasi karya-karya Pablo Picasso. Dia perempuan pertama di Dominika yang lulus Fakultas Hukum Universitas Santo Domingo.

Suatu hari, pada 1949, Minerva dan saudari-saudarinya diundang ke sebuah pesta yang diadakan Trujillo. Selain terkenal korup dan represif, Trujillo juga suka berganti-ganti perempuan. Dia kerap menunjuk perempuan untuk hubungan satu malam (one night stand).

Di pesta itu, Trujillo berusaha mendekati Minerva, tetapi ditolak. Trujillo marah besar. Sang diktator merasa tersinggung ditolak perempuan cerdas. Minerva dan ibunya sempat disekap. Kuliahnya dipersulit.

Namun semangat juang Minerva tak surut. Awal 1960-an, bersama kelompok perlawanan Dominika, dia ikut mendirikan organisasi bernama Gerakan 14 Juli. Rezim Trujillo mengendus kelompok perlawanan ini dan melakukan penangkapan massal.

Lantaran aktivitas politiknya, Minerva dan suaminya kerap keluar-masuk penjara. Saudari Mirabal yang lain pun terpolitisasi dan ikut serta dalam kelompok perjuangan. Dalam situasi ini, aset keluarga Mirabal disita oleh rezim Trujillo.

Pada 1960, Presiden Venezuela yang progresif, Rómulo Betancourt, nyaris dibunuh atas perintah Trujillo. Pasca kejadian itu, Organisasi Negara Amerika Latin (OAS) menjatuhkan sanksi pada Dominika. AS juga menarik dukungan. Rezim Trujillo mulai terisolasi.

Dalam situasi semakin terpojok, Trujillo membebaskan Minerva dan saudari-saudarinya. Namun, suami-suami mereka tetap ditahan di penjara.

Pada 25 November 1960, saat perjalanan pulang dari mengunjungi suaminya di penjara, tiga bersaudara Minerva, Maria dan Patria, dicegat oleh kaki tangan diktator Rafael Trujillo.

Ketiganya diseret paksa dari mobil Jeep mereka. Mereka dicekik dan dipukuli hingga mati. Setelah itu, mayat ketiganya dimasukkan ke dalam Jeep dan dorong ke jurang.

Namun, pembunuhan Mibaral bersaudara justru memicu pasang perlawanan. Pada 31 Mei 1961, Rafael Trujillo disergap dan ditembak di atas mobil Chevrolet Bel Air. Dia terbunuh.

Dinasti Trujillo berakhir pada 1961, tetapi demokrasi tak kunjung menang di Dominika hingga 1990-an. Pada 17 Desember 1999, PBB menetapkan 25 November sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prev
Kenaikan Tarif PPN dan Tax Amnesty Tak Terbukti Tingkatkan Penerimaan Negara

Kenaikan Tarif PPN dan Tax Amnesty Tak Terbukti Tingkatkan Penerimaan Negara

Pemerintah berencana menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen

Next
Klenikisme dalam Demokrasi

Klenikisme dalam Demokrasi

Di balik ingar bingar pemilu dan pilkada, ada satu elemen yang masih dipercaya

You May Also Like
Total
0
Share