Zohran Mamdani, Anak Muda Kiri yang Mengguncang Politik New York

Di tengah pasang politik sayap kanan ekstrem di bawah panji-panji MAGA yang berkibar di Amerika Serikat (AS)―yang mengobarkan kebencian terhadap imigran―ada anak muda yang menawarkan politik alternatif penuh energi dan harapan.

Ia bernama Zohran Kwame Mamdani, baru berusia 33 tahun, mewakili predikat paling minor di AS: seorang muslim, sosialis, dan keturunan imigran. Namun, siapa sangka, ia justru menjadi magnet politik yang berhasil menyatukan kelas pekerja, kaum miskin, dan imigran dalam sebuah proyek politik untuk memenangkan pemilihan calon wali kota New York.

Dalam pemilihan pendahuluan kandidat Partai Demokrat, yang dijadwalkan 24 Juni 2025, Zohran akan berhadap-hadapan dengan politisi sangat mapan, Andrew Cuomo. Berusia 67 tahun, Cuomo merupakan darah biru dalam politik AS. Selain mantan gubernur New York pada 2011-2021, ia juga pernah menjadi menteri kabinet di era Bill Clinton.

Cuomo, yang pernah menikah dengan Kerry Kennedy, mendapat dukungan penuh dari petinggi Demokrat, Bill Clinton. Dia juga mendapat sokongan dana dari miliarder seperti Mike Bloomberg.

Yang menarik, meski awalnya tidak diunggulkan, kini Zohran punya peluang untuk menang. Dari beberapa jajak pendapat, ia mampu bersaing ketat dengan Cuomo.

Jika menang dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, maka Zohran berpeluang untuk menjadi wali kota di kota terkaya di AS itu. New York adalah kota paling biru di AS. Hampir tidak ada peluang bagi kandidat Republik untuk menang di kota ini.

Sementara wali kota petahana, Eric Adams, sangat tidak populer karena skandal, kebijakan pro-polisi dan tuduhan korupsi. Meskipun dulunya orang Demokrat, Eric memilih keluar dari nominasi Demokrat dan memilih maju dari jalur independen.

Zohran Mandami sebagai anggota parlemen negara bagian (State Assembly) kota New York. Kredit: Jacobin

Siapa Zohran Mamdani?

Zohra punya asal usul keluarga yang menarik. Ia lahir di Kampala, Uganda, pada 18 Oktober 1991. Namun, keluarganya berasal dari India. Bapaknya seorang profesor studi kolonialisme yang berasal dari keluarga Islam Gujarat di India. Sementara ibunya, seorang sutradara film, berasal dari keturunan Punjabi.

Dari akta kelahiran, Zohran adalah seorang Uganda. Nama “Kwame” yang menjadi nama tengahnya adalah nama pejuang revolusioner Afrika, Kwame Nkrumah. Bapaknya adalah pengagum bapak kemerdekaan Ghana itu.

Keluarganya pindah ke AS pada 1998. Jadinya, ia menuntaskan pendidikannya di New York. Jiwa aktivisme sudah muncul dalam diri Zohran sejak muda. Saat kuliah di Universitas Bowdoin, ia mendirikan cabang dari Students for Justice in Palestine (SJP).

Sebelum terjun ke politik, ia bekerja sebagai konselor perumahan dan pencegahan penyitaan rumah. Ia membantu para penyewa rumah atau pembeli rumah lewat skema KPR, terutama dari keluarga kurang mampu, agar tak terusir dari rumahnya.

Ia juga pernah menjadi rapper, meski kariernya tak melejit. “Saya pernah berdiri dan nge-rap di dalam bus umum berkapasitas 14 penumpang. Sambil menunggu bus penuh, kami akan mencoba menjual CD kami,” kenang Mamdani, seperti dikutip The Guardian, 23 Oktober 2024.

Tak mulus berkarier di musik, ia terjun ke politik. Dia jadi relawan untuk memenangkan kandidat dalam pemilihan umum. Hingga, pada 2017, ia memutuskan untuk bergabung dengan partai politik kiri di AS: Demokratik Sosialis Amerika (DSA).

Pada 2019, ia maju dalam pemilihan anggota parlemen negara bagian New York. Ia maju dengan platform politik yang cukup kiri, seperti reformasi perumahan, reformasi kepolisian dan penjara, serta kepemilikan publik atas layanan publik.

Inilah titik balik dalam perjalanan politiknya. Ia mengalahkan Aravella Simotas, petahana dari Partai Demokrat yang sudah menduduki jabatan itu selama empat periode. Sejak itu, namanya pelan-pelan muncul di pinggiran politik AS.

Zohran Mamdani (D-NY) menggunakan kereta bawah tanah pada 24 Maret 2025 di kota New York. Kredit: Michael M. Santiago/Getty Images

Strategi politik 3M

Saat mengumumkan pencalonannya pada 23 Oktober 2024 lalu, Zohran masih dianggap politisi pinggiran. Bahkan, enam bulan lalu, survei-survei belum memperhitungkannya. Elektabilitasnya hanya 1 persen.

Namun, beberapa bulan kemudian, ia mengubah peta politik. Elektabilitasnya melejit. Dan hari ini, beberapa survei mengunggulkannya atas Cuomo.

Apa kuncinya?

Kuncinya bisa diringkus dalam 3M: message (pesan), medium (media), dan movement (gerakan).

Sejak awal, Zohran menghindari pesan-pesan politik yang abstrak. Kadar ideologisnya memang tinggi, tapi tak membumi. Sebaliknya, ia langsung mengirim pesan yang superjelas ke massa: bus gratis dan cepat, sewa rumah dibekukan, penitipan anak gratis.” Inilah pesannya (M).

Vieo pendek Zohran tentang bus gratis dan cepat di Youtube/@ZohranforNYC

Pesan itu ringan, tetapi menyentuh langsung pada pergulatan sehari-hari mayoritas warga New York. Memang terdengar ekonomisme, tetapi justru program semacam ini yang bisa menggaet dan memobilisasi banyak orang. Ia mencoba menerapkan trik populisme: amarah mayoritas rakyat atas situasi hidup yang makin sulit hendak ditembakkan pada segelintir kaya.

Yang kedua, soal medium, Zohran fokus ke media sosial (medsos). Sementara para elite kaya dan oligark berusaha mengontrol media arus utama, Zohran memfokuskan kampanyenya via medsos.

Dia dan timnya memproduksi video-video berdurasi pendek, berisi pesan-pesan singkat yang kuat, dalam gaya yang cair dan renyah, sehingga bisa menjangkau banyak orang. Video-video itu disebar di tiga medsos utama: TikTok, Instagram, dan YouTube.

Di TikTok, video-videonya ditonton ratusan ribu sampai jutaan orang. Di kolom komentar, ia banjir dukungan. Tapi di X (dulu Twitter), dia memang agak kurang.

Strategi medsos juga pernah mengantarkan Alexandria Ocasio Cortez (AOC) sebagai anggota DPR AS. Video-videonya berhasil membentuk branding politik yang otentik, seorang kelas pekerja dan pekerja keras, untuk memikat pemilih lapisan bawah dan imigran. Dia kerap live di Instagram untuk menyapa pemilih.

Di Spanyol, Pablo Iglesias, yang pernah sukses memimpin partai kiri Podemos, berhasil memanfaatkan podcast-podcast di YouTube untuk membuat wajahnya ramah di layar kaca dan meluaskan gagasan-gagasan politiknya.

Yang ketiga, ia membangun gerakan akar rumput yang militan lewat canvassing dan door to door. Dengan puluhan ribu relawan, dengan 400-an di antaranya sangat aktif, tim Zohran sangat militan mengetuk pintu rumah-rumah warga.

Pada minggu terakhir Mei, relawan Zohran berhasil mengetuk 95.321 pintu rumah. Mereka menjumpai penghuni, memperkenalkan Zohran, dan mendiskusikan programnya. Hingga awal Juni lalu, relawan Zohran berhasil mengetuk 644.755 pintu dan menelepon 261.051 orang.

Sebuah kegiatan canvassing untuk mendukung Zohran Mamdani pada 31 Mei 2025, di kawasan Bed-Stuy, Brooklyn, NY. Kredit: Zohran Kwame Mamdani / X

Tak jarang, ketika tim mencoba memperkenalkan profil Zohran, warga langsung membalas: “O, saya sudah melihatnya di TikTok.” Terkadang mereka melihatnya di Instagram atau YouTube.

Di sini, kampanye model canvassing akan semakin massif jika disertai dengan isu-isu yang menyentuh langsung dan kampanye medsos yang massif.

Pelajaran berharga

Terlepas dari hasil pemilihan pendahuluan hari ini, apakah Zohran bisa menang atau kalah, tapi pengalaman elektoralnya sudah memberi pelajaran berharga bagi kaum kiri.

Ia memberi tahu bahwa membangun gerakan kiri alternatif tak harus berkompromi dengan kekuatan mapan untuk mendapatkan posisi atau ruang politik. Bahwa agenda kiri dan progresif bisa dimenangkan dalam ruang elektoral yang terbuka.

Pengalaman politik Zohran mengajarkan perlunya menyusun pesan politik yang membumi, yang menyentuh kehidupan nyata rakyat banyak. Perlunya memaksimalkan media, terutama medsos, sebagai senjata untuk menjangkau lebih banyak pemilih dan meluaskan gagasan-gagasan politik.

Dan yang juga penting, perlunya kerja-kerja di akar rumput, seperti canvassing dengan door to door, bisa sangat efektif jika melibatkan banyak orang, dikerjakan secara militan, dan membawa pesan konkret.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prev
10 Lagu Anti-Perang yang Melegenda

10 Lagu Anti-Perang yang Melegenda

Dan, sejarah telah membuktikannya

You May Also Like
Total
0
Share