Hari Ibu, yang diperingati setiap 22 Desember, merujuk pada penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 1928 di Yogyakarta.
Kongres yang berlangsung tiga hari itu, 22-25 Desember 1928, merupakan konsolidasi gerakan perempuan pertama dalam konteks perjuangan emansipasi sekaligus anti-kolonialisme.
Kongres itu diinisiasi oleh tiga tokoh perempuan. Siapa saja mereka?
#1 Sujatin Kartowijono
Sujatin adalah penggagas Kongres Perempuan. Dia terinsipirasi oleh keberhasilan Kongres Pemuda II di Batavia, yang kemudian dikenang melahirkan Sumpah Pemuda.
Saat itu, Sujatin masih berusia 21 tahun. Selain bekerja sebagai guru, dia juga pendiri sekaligus aktivis Poetri Indonesia.
Untuk mewujudkan idenya menggelar kongres perempuan, dia mengajak dua tokoh perempuan: Nyi Hajar Dewantara dan R.A. Soekonto.
#2 Nyi Hajar Dewantara
Pada 1922, bersama suaminya Ki Hajar Dewantara, R.A. Sutartinah ikut membangun Taman Siswa. Dia pun mendapat panggilan Nyi Hajar Dewantara.
Selain aktif pada pendidikan dan jurnalisme, Nyi Hajar juga punya perhatian pada pergerakan perempuan. Karena itu, pada 1928, dia diajak oleh Soejatin untuk menggagas kongres perempuan.
#3 R.A Soekonto
Siti Aminah, atau dikenal R.A Soekonto, adalah aktivis Wanita Oetomo. Dia adalah istri dari pendiri Boedi Oetomo. Dia juga kakak kandung dari aktivis nasionalis Ali Sastroamidjojo.
Selain bekerja sebagai guru, dia juga aktif dalam pergerakan perempuan. Saat kongres, dia ditunjuk sebagai Ketua panitia. Di Kongres itu, dia menyampaikan pidato berjudul “Kewadjiban Perempoean di Dalam Roemah Tangga”.