Kosta Rika: Negara Makmur dan Damai Tanpa Tentara

Coba bayangkan ini: sebuah negara kecil di Amerika Tengah, tanpa tentara, tanpa tank-tank yang berkeliaran, tanpa jet tempur yang meraung-raung di langit. Enggak ada wajib militer, enggak ada pangkalan militer raksasa, dan—anehnya—negara ini tetap aman, bahkan lebih sejahtera dibandingkan banyak negara lain yang belanja militernya miliaran dolar tiap tahun.

Selamat datang di Kosta Rika, negara yang membuktikan bahwa keamanan bukan cuma soal meriam dan misil, tapi soal pendidikan, kesejahteraan, dan diplomasi cerdas. Sejak 1948 negara ini memilih jalur unik: membubarkan tentaranya dan mengalihkan anggaran pertahanan ke hal-hal yang lebih “waras”, seperti pendidikan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan. Hasilnya, Kosta Rika berkembang jadi salah satu negara paling makmur dan damai di dunia.

Sejarah panas sebelum damai

Kosta Rika bukan tiba-tiba jadi negeri zen tanpa tentara. Sejak awal abad ke-20, negara ini sering menghadapi ketegangan politik yang melibatkan kudeta dan intervensi militer. Meski tidak sebesar negara-negara tetangganya yang dilanda konflik bersenjata berkepanjangan, Kosta Rika punya sejarah politik yang cukup bergolak.

Pada 1917, seorang perwira militer, Federico Tinoco, mengambil alih kekuasaan melalui kudeta. Kepemimpinannya yang otoriter hanya bertahan dua tahun sebelum ia digulingkan oleh gerakan rakyat. Setelahnya, negara ini kembali ke jalur demokrasi, kendati ketidakstabilan masih menghantui.

Puncaknya terjadi pada 1948, saat hasil pemilu yang memenangkan Otilio Ulate Blanco dipertanyakan oleh pemerintah yang berkuasa. Konflik ini memicu perang saudara yang berlangsung selama 44 hari dan menewaskan sekitar 2.000 orang. Perang ini menjadi yang paling berdarah dalam sejarah Kosta Rika. Pada akhirnya, kelompok pemberontak yang dipimpin José Figueres Ferrer keluar sebagai pemenang.

Alih-alih mempertahankan kekuasaannya dengan militer seperti yang umum terjadi di Amerika Latin, Figueres justru mengambil langkah radikal: membubarkan tentara. Pada 1 Desember 1948, ia secara simbolis menghancurkan tembok markas militer di San José dan mengumumkan bahwa Kosta Rika tidak akan lagi memiliki angkatan bersenjata. Keputusan ini dikukuhkan dalam konstitusi setahun kemudian, sehingga menjadikan negara ini sebagai salah satu dari sedikit negara di dunia tanpa militer permanen.

Kok bisa bertahan tanpa tentara?

Sekarang mungkin kamu bertanya-tanya: “Lah, kalau diserang negara lain gimana?”. Kosta Rika enggak bodoh, tentu saja. Mereka enggak serta-merta membiarkan diri jadi sasaran empuk. Sebagai gantinya, negara ini membentuk kepolisian nasional yang lebih fokus ke keamanan dalam negeri. Selain itu, mereka punya perjanjian pertahanan dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat. Jadi kalau sampai ada yang nekat menyerang, bakal ada konsekuensi internasional.

Tapi sebenarnya, Kosta Rika jarang sekali menghadapi ancaman militer. Ini karena mereka aktif dalam diplomasi internasional dan selalu mengambil posisi netral dalam konflik dunia. Dengan enggak ikut-ikutan perang sana-sini, mereka berhasil membangun citra sebagai negara damai. Bahkan, Kosta Rika jadi tuan rumah Universitas untuk Perdamaian PBB—sebuah simbol dari komitmen mereka terhadap solusi tanpa kekerasan.

Apa hasilnya?

Ini bagian yang paling menarik: karena enggak punya tentara, Kosta Rika bisa mengalokasikan anggaran yang biasanya buat beli tank dan senjata ke hal-hal yang jauh lebih berguna. Alhasil, negara ini punya sistem pendidikan dan kesehatan top di Amerika Latin.

Pendidikan di Kosta Rika sangat maju dan salah satu yang terbaik di Amerika Latin dan Karibia. Dengan anggaran yang lebih besar, Kosta Rika bisa memberikan pendidikan gratis dan berkualitas untuk warganya. Tingkat melek huruf mereka hampir 98 persen, lebih tinggi dari banyak negara yang doyan pamer kekuatan militer.

Belanja pendidikan Kosta Rika cukup tinggi. Merujuk data Unesco, rata-rata belanja pendidikan negeri berpenduduk lima juta ini berkisar 5,25 persen dari PDB. Bahkan, sejak 2010, belanja pendidikan Kosta Rika di atas 6 persen dari PDB.

Sistem kesehatan Kosta Rika juga selevel dengan negara maju. Warga Kosta Rika menikmati layanan kesehatan publik yang bagus dan terjangkau. Harapan hidup di negara ini mencapai 80 tahun—lebih tinggi dari banyak negara kaya sekalipun! Tak heran, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan sistem kesehatan Kosta Rika di peringkat 36 dunia.

Orang Kosta Rika juga termasuk paling bahagia di planet. Mereka selalu di peringkat teratas Happy Planet Index (HPI). Bahkan, di 2009 dan 2012, mereka menempati peringkat satu.

Pada 2022, Indeks Pembangunan Manusia (HDI) Kosta Rika di peringkat 64, dengan angka 0806, di jajaran negara-negara berkategori “very high human development”. Orang-orang Kosta Rika punya prinsip hidup yang disebut “Pura Vida”, yang menekankan gaya hidup santai, sederhana, dan otentik.

Kosta Rika pun serius soal pelestarian lingkungan. Dengan 25 persen wilayahnya dilindungi sebagai taman nasional dan cagar alam, negara ini menjadi destinasi utama bagi ekowisata. Negara ini juga salah satu negara paling hijau di dunia.

Korupsi di Kosta Rika juga sangat rendah. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Kosta Rika peringkat 45 di dunia dengan skor 55. Bandingkan dengan Indonesia yang skornya hanya 37 dan berada di peringkat 99 dunia.

Banyak negara mengandalkan industri pertahanan untuk pertumbuhan ekonomi. Kosta Rika enggak butuh itu. Sebagai gantinya, mereka mengandalkan pariwisata, pertanian, dan teknologi ramah lingkungan.

Apa pelajaran yang bisa diambil?

Keputusan Kosta Rika untuk hidup tanpa tentara adalah eksperimen sosial yang luar biasa—dan sukses. Mereka membuktikan bahwa negara bisa tetap aman dan makmur tanpa harus menghabiskan anggaran buat beli senjata atau menggaji pasukan besar-besaran.

Tentu, model ini enggak bisa diterapkan di semua negara. Tapi ada pelajaran penting yang bisa dipetik, yakni keamanan enggak melulu soal seberapa besar angkatan bersenjata, tapi juga soal seberapa sejahtera rakyatnya. Negara yang rakyatnya bahagia dan puas dengan hidupnya akan lebih sulit diguncang konflik.

Jadi, sementara banyak negara lain masih berlomba-lomba memperkuat militer mereka, Kosta Rika tetap santai—dengan pendidikan top, kesehatan prima, dan hutan hijau yang luas. Mungkin, dunia perlu belajar sedikit dari negeri kecil tanpa tentara ini.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prev
SPAI Buka Layanan Aduan BHR bagi Pengemudi Ojol

SPAI Buka Layanan Aduan BHR bagi Pengemudi Ojol

Nantinya seluruh laporan aduan yang masuk akan dijadikan sebagai materi yang

You May Also Like
Total
0
Share